Hipoparatiroid
DEFINISI
Hipoparatiroidisme adalah suatu
ketidakseimbangan metabolisme kalsium dan fosfat yang terjadi karena produksi
hormon paratiroid yang kurang sehingga menyebabkan hipokalsemia. (Kowalak,
2011). Menurut American Thyroid Association dan American Association of
Clinical Endocrinologists, hipertiroidisme didefinisikan sebagai kondisi
berupapeningkatan kadar hormon tiroid yang disintesis dan disekresikan oleh
kelenjar tiroid melebihi normal (Bahn et al, 2011). Hipoparatiroidisme adalah kondisi
dimana tubuh tidak membuat cukup hormon paratiroid atau parathyroid hormone
(PTH).
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan
bahwa hipoparatiroid adalah hipofungsi dari kelenjar paratiroid sehingga hormon
paratiroid tidak dapat disekresi dalam jumlah yang cukup, dengan gejala
utamanya yaitu tetani. Hipoparatiroid terjadi akibat hipofungsi paratiroid atau
kehilangan fungsi kelenjar paratiroid sehingga menyebabkan gangguan metabolisme
kalsium dan fosfor; serum kalsium menurun (bisa sampai 5 mg %), serum fosfor
meninggi (9,5-12,5 mg%). Keadaan ini jarang sekali ditemukan dan umumnya sering
disebabkan oleh kerusakan atau pengangkatan kelenjar paratiroid pada saat
operasi paratiroid atau tiroid, dan yang lebih jarang lagi ialah tidak adanya
kelenjar paratiroid (secara congenital).
Etiologi
Adapun
etiologi yang dapat ditemukan pada penyakit hipoparatiroid, antara lain:
1)
Defisiensi sekresi hormon
paratiroid, ada dua penyebab utama:
a) Post
operasi pengangkatan kelenjar paratiroid dan total tiroidektomi
b) Idiopatik,
penyakit ini jarang dan dapat congenital atau didapat (acquired)
2)
Hipomagnesemia
3)
Sekresi hormone
paratiroid yang tidak aktif
4)
Resistensi terhadap
hormone paratiroid (pseudohipoparatiroidisme)
5)
Pankreatitis akut atau
malabsorbsi
6)
Gagal ginjal
7)
Osteomalasia
8)
Gangguan genetik autoimun
atau kondisi konginetal tidak adanya kelenjar paratiroid (idiopatik)
9)
Secara tidak sengaja
terjadi pengangkatan atau cedera kelenjar paratiroid (idiopatik) ketika
dilakukan tiroidektomi atau pembedahan leher lain atau kadang-kadang radiasi
yang masif pada kelenjar paratiroid (akuisitas).
10) Infark
iskemik kelenjar paratiroid selama pembedahan, amiloidosis, neoplasma, atau
trauma (akuisitas).
11) Kerusakan
sintesis dan pelepasan hormon akibat hipomaknesemia, supresif fungsi kelenjar
yang normal akibat hiperkalsemia, dan keterlambatan maturasi fungsi paratiroid
(akuisitas), reversibel.
Patofisiologi
Produksi hormon paratiroid (PTH) yang
kurang akan menyebabkan hipokalsemia dan hiperfosfatemia. Pembedahan dengan
manipulasi leher dapat merusak kelenjar paratiroid dan kejadian ini mungkin
timbul karena tindakan tersebut menyebabkan iskemia. Derajat hipoparatiroidisme
dapat bervariasi mulai dari penurunan simpanan hormon paratiroid hingga gejala
tetani yang nyata. Hipomagnesemia dapat mencegah sekresi hormon paratiroid pada
pasien dengan kehilangan magnesium yang kronis melalui traktus GI, defisiensi
gizi dan kehilangan magnesium melalui ginjal.
Hipoparatyroidisme merupakan kelainan
metabolik dengan gejala klink yang nyata, tetapi perubahan morfologik yang
minimal. Terdapat abnormalitas biokimia (hipokalsemia dan hiperfosfatemia)
dengan manifestasi klinik yang sangat luas. Yang menonjol adalah tetani,
konvulsi, laringospasme (dapat
menimbulkan anoksia yang fatal). Hipokalsemia akan merangsang timbulnya
manifestasi neuromuskuler, yaitu paraestasi dan kejang. Iritabilitas
neuomuskuler ini dapat diperiksa dengan memeriksa ada tidaknya tanda chvostek
(chvostek's sign). Disamping itu terdapat barbagai abnormalitas sistem saraf
lainnya.
Manifestasi Klinis
Gejala
klinis hipoparatiroidisme mencerminkan gangguan metabolik yang disebabkan oleh
defiseinsi PTH. Defesiensi yang terpenting diantaranya adalah hipokalsemia,
yang mengakibatkan perubahan eksitabilitas neuromuskular dan konraksi muskular.
Otot skeletal cenderung untuk menjadi spatis (tetani hipokalsemik). Kerja
jantung menjadi tidak teratur, dan pada kasus-kasus yang berat, dapat terjadi
henti jantung. Aktivitas saraf juga juga mengalami perubahan, terjadi fluktuasi
antara hipereksitabilitas dan depresi. Semua gejala dapat dihilangkan dengan
pemberian terapi hormon substitutional
menggunakan PTH sintesis.
Gejala-gejala
utama adalah reaksi-reaksi neuromuscular yang berlebihan yang disebabkan oleh
kalsium serum yang sangat rendah. Gejala utama dari hipoparatiroidisme adalah
tetani. Keluhan-keluhan dari penderita (70 %) adalah tetani atau tetanic
aequivalent. Tetani menjadi manifestasi sebagai spasmus corpopedal dimana
tangan berada dalam keadaan fleksi sedangkan ibu jari dalam adduksi dan jari-jari
lain dalam keadaan ekstensi. Juga sering didapatkan articulatio cubitti dalam
keadaan fleksi dan tungkai bawah dan kaki dalam keadaan ekstensi. Pada ibu
hamil dapat menimbulkan hiperparatiroid pada janin hingga menimbulkan berbagai
bentuk klinis.
1) Tetani
laten : kebas, semutan, dan kram pada ekstremitas, kekakuan pada tangan dan
kaki.
2) Tetani
nyata: spasme bronko, spasme aring, spasme apropedal, disfagia, fotofobia,
distrimia jantung dan konvulsi.
3) Gejala
lain:
a) Ansietas.
peka rangsang, depresi, dan delirium.
b) Gangguan
emosional: cemas, mudah marah, depresi .
c) Perubahan
tropik pada ectoderm: rambut jarang dan cepat putih, kulit kering dan permukaan
kasar, kuku tipis.
d) Pada
keadaan tetanus laten terdapat gejala patirasa, kesemutan dan kram pada
ekstremitas dengan keluhan perasaan kaku pada kedua belah tangan serta kaki.
Pada keadaan tetanus yang nyata, tanda-tanda mencakup bronkospasme, spasme
laring, spasme karpopedal (fleksi sendi siku serta pergelangan tangan dan
ekstensi sensi karpofalangeal), disfagia, fotopobia, aritmia jantung serta
kejang. Gejala lainnya mencakup ansietas, iritabilitas, depresi dan bahkan
delirium. Perubahan pada EKG dan hipotensi dapat terjadi. (Brunner &
Suddath, 2001)
Gejala klinis dapat terjadi akibat operasi
kelenjar tiroid yang kurang cermat, sehingga kelenjar paratiroid ikut
terangkat. Berikut gejala klinis yang dapat ditimbulkan :
1) Cepat
lelah, mengantuk, aktivitas kelenjar
kurang aktif dan fungsi metabolisme terlalu lambat.
2) Tulang
terasa sakit. hormon paratiroid menurun membuat
produksi kalsitonin menurun, kadar kalsium dalam darah tidak bisa mengatur
dengan sempurna.
3) Rangsangan
otot menimbulkan tetani. Berhubungan dengan
kadar kalsium dalam darah.
4) Konsentrasi
kalsium yang terlalu rendah dapat menimbulkan gangguan pada gerak pernapasan
dan kontraksi otot jantung.
5) Asidosis
pulmonum, konsentrasi pCO2 meningkat
(hipoksemia)
6) Takikardi,
tetani sinus yang disertai arithmia kontraksi jantung dan diakhiri dengan
kematian.
Perubahan
ectodermal dapat ditandai dengan gigi, kuku, kulit dan rambut yang terdapat
insidensi moniliasis kutaneus yang berlebihan pada hipoparatiroidisme.
Kadang-kadang terdapat pula perubahan-perubahan,seperti:
1)
Rambut : tumbuhnya bisa jarang dan lekas putih.
2)
Kulit : kering dan permukaan kasar, mungkin terdapat pula vesikula dan
bulla.
3)
Mata:
Katarak, dan edema papil.
4)
Kuku : tipis dan kadang-kadang ada deformitas.
5)
Pada anak-anak badan tumbuh kurang sempurna, tumbuhnya gigi-gigi tidak baik
dan keadaan mental bisa tidak sempurna. Juga agak sering terdapat katarak pada
hipoparatiroidisme.
WOC
referensi
Bhan,
M., Bahl, R., dan Bhatnagar, S., 2005, Typhoid and Paratyphoid fever, Tropical
Disease in Travelers, 366, 755-756.
Brunner dan Suddarth. 2001. Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 Volume 2. Jakarta :
Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar