Senin, 03 April 2017

Hipoparatiroid

Hipoparatiroid


DEFINISI
Hipoparatiroidisme adalah suatu ketidakseimbangan metabolisme kalsium dan fosfat yang terjadi karena produksi hormon paratiroid yang kurang sehingga menyebabkan hipokalsemia. (Kowalak, 2011). Menurut American Thyroid Association dan American Association of Clinical Endocrinologists, hipertiroidisme didefinisikan sebagai kondisi berupapeningkatan kadar hormon tiroid yang disintesis dan disekresikan oleh kelenjar tiroid melebihi normal (Bahn et al, 2011). Hipoparatiroidisme adalah kondisi dimana tubuh tidak membuat cukup hormon paratiroid atau parathyroid hormone (PTH).
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa hipoparatiroid adalah hipofungsi dari kelenjar paratiroid sehingga hormon paratiroid tidak dapat disekresi dalam jumlah yang cukup, dengan gejala utamanya yaitu tetani. Hipoparatiroid terjadi akibat hipofungsi paratiroid atau kehilangan fungsi kelenjar paratiroid sehingga menyebabkan gangguan metabolisme kalsium dan fosfor; serum kalsium menurun (bisa sampai 5 mg %), serum fosfor meninggi (9,5-12,5 mg%). Keadaan ini jarang sekali ditemukan dan umumnya sering disebabkan oleh kerusakan atau pengangkatan kelenjar paratiroid pada saat operasi paratiroid atau tiroid, dan yang lebih jarang lagi ialah tidak adanya kelenjar paratiroid (secara congenital).


Etiologi
Adapun etiologi yang dapat ditemukan pada penyakit hipoparatiroid, antara lain:
1)        Defisiensi sekresi hormon paratiroid, ada dua penyebab utama:
a)    Post operasi pengangkatan kelenjar paratiroid dan total tiroidektomi
b)   Idiopatik, penyakit ini jarang dan dapat congenital atau didapat (acquired)
2)        Hipomagnesemia
3)        Sekresi hormone paratiroid yang tidak aktif
4)        Resistensi terhadap hormone paratiroid (pseudohipoparatiroidisme)
5)        Pankreatitis akut atau malabsorbsi
6)        Gagal ginjal
7)        Osteomalasia
8)        Gangguan genetik autoimun atau kondisi konginetal tidak adanya kelenjar paratiroid (idiopatik)
9)        Secara tidak sengaja terjadi pengangkatan atau cedera kelenjar paratiroid (idiopatik) ketika dilakukan tiroidektomi atau pembedahan leher lain atau kadang-kadang radiasi yang masif pada kelenjar paratiroid (akuisitas).
10)    Infark iskemik kelenjar paratiroid selama pembedahan, amiloidosis, neoplasma, atau trauma (akuisitas).
11)    Kerusakan sintesis dan pelepasan hormon akibat hipomaknesemia, supresif fungsi kelenjar yang normal akibat hiperkalsemia, dan keterlambatan maturasi fungsi paratiroid (akuisitas), reversibel.

Patofisiologi
Produksi hormon paratiroid (PTH) yang kurang akan menyebabkan hipokalsemia dan hiperfosfatemia. Pembedahan dengan manipulasi leher dapat merusak kelenjar paratiroid dan kejadian ini mungkin timbul karena tindakan tersebut menyebabkan iskemia. Derajat hipoparatiroidisme dapat bervariasi mulai dari penurunan simpanan hormon paratiroid hingga gejala tetani yang nyata. Hipomagnesemia dapat mencegah sekresi hormon paratiroid pada pasien dengan kehilangan magnesium yang kronis melalui traktus GI, defisiensi gizi dan kehilangan magnesium melalui ginjal.
Hipoparatyroidisme merupakan kelainan metabolik dengan gejala klink yang nyata, tetapi perubahan morfologik yang minimal. Terdapat abnormalitas biokimia (hipokalsemia dan hiperfosfatemia) dengan manifestasi klinik yang sangat luas. Yang menonjol adalah tetani, konvulsi, laringospasme  (dapat menimbulkan anoksia yang fatal). Hipokalsemia akan merangsang timbulnya manifestasi neuromuskuler, yaitu paraestasi dan kejang. Iritabilitas neuomuskuler ini dapat diperiksa dengan memeriksa ada tidaknya tanda chvostek (chvostek's sign). Disamping itu terdapat barbagai abnormalitas sistem saraf lainnya.

Manifestasi Klinis
Gejala klinis hipoparatiroidisme mencerminkan gangguan metabolik yang disebabkan oleh defiseinsi PTH. Defesiensi yang terpenting diantaranya adalah hipokalsemia, yang mengakibatkan perubahan eksitabilitas neuromuskular dan konraksi muskular. Otot skeletal cenderung untuk menjadi spatis (tetani hipokalsemik). Kerja jantung menjadi tidak teratur, dan pada kasus-kasus yang berat, dapat terjadi henti jantung. Aktivitas saraf juga juga mengalami perubahan, terjadi fluktuasi antara hipereksitabilitas dan depresi. Semua gejala dapat dihilangkan dengan pemberian terapi hormon substitutional menggunakan PTH sintesis.
Gejala-gejala utama adalah reaksi-reaksi neuromuscular yang berlebihan yang disebabkan oleh kalsium serum yang sangat rendah. Gejala utama dari hipoparatiroidisme adalah tetani. Keluhan-keluhan dari penderita (70 %) adalah tetani atau tetanic aequivalent. Tetani menjadi manifestasi sebagai spasmus corpopedal dimana tangan berada dalam keadaan fleksi sedangkan ibu jari dalam adduksi dan jari-jari lain dalam keadaan ekstensi. Juga sering didapatkan articulatio cubitti dalam keadaan fleksi dan tungkai bawah dan kaki dalam keadaan ekstensi. Pada ibu hamil dapat menimbulkan hiperparatiroid pada janin hingga menimbulkan berbagai bentuk klinis.
1)   Tetani laten : kebas, semutan, dan kram pada ekstremitas, kekakuan pada tangan dan kaki.
2)   Tetani nyata: spasme bronko, spasme aring, spasme apropedal, disfagia, fotofobia, distrimia jantung dan konvulsi.
3)    Gejala lain:
a)    Ansietas. peka rangsang, depresi, dan delirium.
b)   Gangguan emosional: cemas, mudah marah, depresi .
c)    Perubahan tropik pada ectoderm: rambut jarang dan cepat putih, kulit kering dan permukaan kasar, kuku tipis.
d)   Pada keadaan tetanus laten terdapat gejala patirasa, kesemutan dan kram pada ekstremitas dengan keluhan perasaan kaku pada kedua belah tangan serta kaki. Pada keadaan tetanus yang nyata, tanda-tanda mencakup bronkospasme, spasme laring, spasme karpopedal (fleksi sendi siku serta pergelangan tangan dan ekstensi sensi karpofalangeal), disfagia, fotopobia, aritmia jantung serta kejang. Gejala lainnya mencakup ansietas, iritabilitas, depresi dan bahkan delirium. Perubahan pada EKG dan hipotensi dapat terjadi. (Brunner & Suddath, 2001)
Gejala klinis dapat terjadi akibat operasi kelenjar tiroid yang kurang cermat, sehingga kelenjar paratiroid ikut terangkat. Berikut gejala klinis yang dapat ditimbulkan :
1)      Cepat lelah, mengantuk, aktivitas kelenjar kurang aktif dan fungsi metabolisme terlalu lambat.
2)      Tulang terasa sakit. hormon paratiroid menurun membuat produksi kalsitonin menurun, kadar kalsium dalam darah tidak bisa mengatur dengan sempurna.
3)      Rangsangan otot menimbulkan tetani. Berhubungan dengan kadar kalsium dalam darah.
4)      Konsentrasi kalsium yang terlalu rendah dapat menimbulkan gangguan pada gerak pernapasan dan kontraksi otot jantung.
5)      Asidosis pulmonum, konsentrasi pCO2 meningkat (hipoksemia)
6)      Takikardi, tetani sinus yang disertai arithmia kontraksi jantung dan diakhiri dengan kematian.
Perubahan ectodermal dapat ditandai dengan gigi, kuku, kulit dan rambut yang terdapat insidensi moniliasis kutaneus yang berlebihan pada hipoparatiroidisme. Kadang-kadang terdapat pula perubahan-perubahan,seperti:
1)   Rambut : tumbuhnya bisa jarang dan lekas putih.
2)   Kulit : kering dan permukaan kasar, mungkin terdapat pula vesikula dan bulla.
3)   Mata: Katarak, dan edema papil.
4)   Kuku : tipis dan kadang-kadang ada deformitas.
5)   Pada anak-anak badan tumbuh kurang sempurna, tumbuhnya gigi-gigi tidak baik dan keadaan mental bisa tidak sempurna. Juga agak sering terdapat katarak pada hipoparatiroidisme.

WOC

referensi
Bhan, M., Bahl, R., dan Bhatnagar, S., 2005, Typhoid and Paratyphoid fever,                               Tropical Disease   in Travelers, 366, 755-756.
Brunner dan Suddarth. 2001. Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 Volume 2.                               Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar